MASSA.ID – Emas telah lama diakui sebagai aset safe‑haven yang mampu melindungi nilai kekayaan saat pasar global berguncang. Di tengah tekanan inflasi, volatilitas pasar saham, dan gejolak geopolitik, harga emas mencetak rekor tertinggi pada April 2025 mencapai US$ 3.391,62 per ounce, didorong oleh pelemahan dolar Amerika Serikat dan meningkatnya permintaan oleh bank sentral serta investor ritel.
Laporan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global yang melambat ke 3,3% pada 2025, mempertahankan risiko inflasi “higher for longer” yang memperkuat daya tarik emas sebagai lindung nilai IMF
Panduan ini menguraikan latar belakang ketidakpastian ekonomi, alasan mengapa emas menjadi pilihan aman, strategi investasi, hingga tips memilih instrumen emas yang tepat.
Latar Belakang Ketidakpastian Ekonomi Global
Gejolak Ekonomi Makro
Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat menjadi 3,3% pada 2025, menimbang tekanan inflasi yang masih tinggi dan risiko proteksionisme perdagangan.
Rapat musim semi IMF dan Bank Dunia pada April 2025 menyoroti kenaikan tarif dan ketidakpastian kebijakan fiskal AS yang turut memicu kekhawatiran investor.
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Geopolitik
Kritik Presiden AS terhadap independensi The Fed menambah ketidakpastian arah suku bunga, sehingga mendorong penurunan indeks dolar AS ke level terendah tiga tahun.
Sementara itu, eskalasi ketegangan geopolitik—termasuk konflik Rusia‑Ukraina dan ketegangan dagang AS‑Cina—menyulut permintaan emas sebagai aset pelindung nilai.
Emas sebagai Safe Haven
Karakteristik Emas
Emas bersifat tahan korosi, likuid, dan dapat dibagi dalam berbagai bentuk (batangan, koin, perhiasan) tanpa kehilangan nilainya, sehingga cocok untuk penyimpanan jangka panjang.
Selain itu, korelasi emas terhadap saham cenderung rendah atau negatif, membantu meredam risiko portofolio saat pasar saham turun.
Kinerja Emas Terkini
Pada April 2025, spot gold mencapai US$ 3.433,60 per ounce, naik 3,06% dalam satu hari seiring meningkatnya permintaan safe‑haven amid gejolak pasar global.
Data World Gold Council menunjukkan bahwa sepanjang 2024 permintaan global emas mencapai rekor tertinggi, terutama dari sektor investasi dan bank sentral.
Strategi Investasi Emas di Tengah Ketidakpastian
Diversifikasi Instrumen Emas
- Emas Fisik: Batangan atau koin emas menawarkan kontrol penuh atas aset, namun memerlukan biaya penyimpanan dan asuransi.
- ETF dan Rekening Emas Digital: Instrumen ini mewakili kepemilikan emas tanpa perlu menanggung risiko fisik, cocok bagi investor yang mengutamakan likuiditas
- Saham Produsen Tambang: Memberikan eksposur leveraged pada harga emas, namun juga terpapar risiko operasional perusahaan tambang.
Timing dan Teknik Pembelian
Pembelian berkala (dollar cost averaging) dapat meredam efek volatilitas harga jangka pendek. Investor sebaiknya memperhatikan indikator teknikal—seperti Relative Strength Index (RSI) yang saat ini menunjukkan kondisi overbought—untuk menghindari pembelian di puncak harga.
Tips Memilih Instrumen Emas
1. Pastikan Keaslian dan Sertifikat
Beli dari dealer resmi dan pastikan ada sertifikat LBMA atau sertifikasi nasional untuk menghindari emas palsu.
2. Perhatikan Spread dan Biaya Penyimpanan
Spread (selisih harga beli‑jual) untuk emas fisik bisa mencapai 5–10%, sedangkan ETF memiliki biaya manajemen ~0,4% per tahun.
3. Keamanan dan Asuransi
Simpan emas fisik di brankas bank atau safe deposit box berlapis asuransi untuk meminimalkan risiko kehilangan.
Pertimbangkan Pajak dan Regulasi
Pahami kebijakan pajak di Indonesia, termasuk PPN dan PPnBM atas pembelian perhiasan emas, serta potensi pajak capital gain bila menjual lewat platform digital.
Kesimpulan
Di tengah ketidakpastian perekonomian global yang dipenuhi risiko inflasi, gejolak geopolitik, dan volatilitas pasar keuangan, investasi emas tetap menjadi pilihan strategis. Dengan memahami karakteristik emas, memilih instrumen yang sesuai, serta menerapkan strategi pembelian yang disiplin, investor dapat memitigasi risiko dan menjaga daya beli kekayaan jangka panjang.***