MASSA.ID, Jakarta – Pemerintah Indonesia terus memperluas jejaring kerja sama internasional di bidang pendidikan tinggi dan riset. Kali ini, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menjajaki kemitraan strategis dengan Pemerintah Rusia dalam sebuah pertemuan bilateral di Jakarta, Senin (14/4).
Pertemuan tersebut melibatkan Wakil Menteri Sains dan Pendidikan Tinggi Rusia, Konstantin Mogilevsky, serta Wakil Menteri Pembangunan Timur Jauh dan Arktik Rusia, Elvira Nurgalieva. Fokus utama pembahasan adalah mempererat kolaborasi di bidang riset, inovasi, pertukaran pelajar, dan visiting professors antara kedua negara.
“Kami melihat ada banyak kesempatan untuk berkolaborasi. Kita berharap ada lebih banyak pertukaran pelajar, visiting professors, hingga program-program kerja sama penelitian,” ungkap Menteri Brian dalam keterangannya.
Wamen Konstantin menyambut baik antusiasme Indonesia. Ia mengusulkan pembentukan Forum Rektor antara kedua negara untuk memperkuat komunikasi antaruniversitas. Rusia juga menawarkan kerja sama lebih erat, termasuk peningkatan kuota beasiswa pemerintah Rusia bagi mahasiswa Indonesia yang saat ini mencapai 250 kuota aktif.
“Mahasiswa Indonesia di Rusia berjumlah kurang lebih 530 orang. Kami mengerti bahwa pertukaran pelajar merupakan unsur yang sangat penting dalam hubungan Indonesia-Rusia. Dapat dilakukan penilaian, apakah sistem kami cukup efektif dan berkualitas, dan apakah tamatan universitas Rusia menjadi sukses di sini,” ujarnya.
Selain itu, Wakil Menteri Elvira Nurgalieva mendorong kerja sama spesifik antara universitas di Timur Jauh Rusia dengan perguruan tinggi Indonesia. Kawasan ini dikenal memiliki keunggulan dalam metalurgi, kosmologi, dan energi hijau.
“Dalam sepuluh tahun terakhir, ditemukan banyaknya sumber daya alam di daerah Timur Jauh Rusia. Kami sangat ingin mengembangkan kerja sama, terutama antara universitas di Timur Jauh Rusia dengan universitas di Indonesia,” tutur Elvira.
Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan, M. Fauzan Adziman, serta Direktur Bina Talenta Sains dan Teknologi, Adi Nuryanto, juga membuka peluang kerja sama U2U (University-to-University), termasuk partisipasi peneliti Indonesia dalam proyek-proyek strategis Rusia.
Menteri Brian menambahkan bahwa Indonesia saat ini fokus pada lima bidang prioritas riset sesuai arahan Presiden RI, yaitu ketahanan pangan, energi terbarukan, air bersih, hilirisasi industri, serta teknologi pertahanan dan semikonduktor
“Kami mengusulkan melakukan pendanaan bersama untuk riset, dan topik-topiknya bisa fokus terhadap kelima bidang riset tersebut. Kami berharap, program ini bisa meningkatkan jumlah mahasiswa Rusia yang melakukan studi di Indonesia,” jelasnya.
Kedua negara sepakat untuk membentuk kelompok kerja bilateral guna memastikan keberlanjutan dan penguatan kerja sama. Indonesia juga berkomitmen segera merampungkan proses perjanjian resmi.
Turut hadir dalam pertemuan ini sejumlah pejabat tinggi dari kedua negara, antara lain Sekjen Togar Mangihut Simatupang, Dirjen Dikti Khairul Munadi, Dirjen Sains dan Teknologi Ahmad Najib Burhani. Perwakilan Kementerian Rusia: Evgenia Meshcheryakova, Pavel Luzhkin, Alexei Kuksov, dan Anton Tikhomirov
Kerja sama ini menjadi bagian dari diplomasi pendidikan dan teknologi Indonesia yang semakin proaktif dan terbuka, menandai era baru kolaborasi Indonesia-Rusia dalam sains dan pendidikan tinggi global.***